Rabu, 10 Desember 2008

Benar… “sejuta cinta di Jogja”

Tak pernah menyangka kan terjadi
Cita diraih meski kaki berlari
Asa bahagia yang sempat ragu dapat tercapai
Diakhiri hujan yang bertemankan lelah

Aku bahagia…
Membuatnya tersenyum…
Melihatnya tertawa…
Manemani hari nya…
Menjadi suatu dinamika dalam hidupnya,
Yang mungkin selalu dia rindukan…

pasti ada yang terulang, dan yang takkan terulang
menjadi sandaran dalam malam
menapaki batu Borobudur
menikmati malam malioboro
tersenyum terhibur musisi jalanan jogja
hingga terlelap di hotel kota

angin bertiup kecil bersama titik air
diatas kayuhan becak berkeliling kota
dan saat kulihat sebuah prosa
Benar…. “Sejuta Cinta Di Jogja”

Akhir yang bahagia atau tidak???

Lelah yang akhirnya terasa
Dengan deru rekan hujan tanpa henti
Menemani perjalanan pulang
Menjadi akhir yang bahagia atau tidak???

Cerita terakhir yang diawal…

Masih segar dalam ingatan masa bahagia yang kemarin kita lalui
Riang tawa kau lepaskan bersama ku
Meski diwarnai gemericik rintik diluar jendela
Terlelap dalam nuansa etnik nan jogja

Belum ku tuangkan rasa bahagia
Menggelegar petir menyambar
Di bawah jembatan layang itu kau terdiam
Tiba-tiba terdiam…

Sulit ku kembalikan riang tawa
Hingga hari berbalut senja
Kata ku kini berakhir amarah
Entah kapan kan dapat berubah

Sampai saat kumengakhirinya dengan titik ku harap amarahku berakhir pula…

Rabu, 12 November 2008

untuk hari esok...

mentari menyengat musim berganti
mengganti sinarny dimalam hari
Dengan curahny temani diri
Melindungi cinta tuk kembali pulang

Memulai cerita untuk esok hari
Dalam langkah yang tertatih
Erat menggenggam menjaga hati
Mengakhiri kisah asa tergapai
Meski sulit untuk mengerti
Bahkan terasa sakit untuk dimengerti
Dan dengan langkah tertatih
Merubah harap menjadi nyata
Untuk esok hari...

Asa tentang "sang esok"
Selasa 21_10_08
00.23

Kamis, 23 Oktober 2008

ranting kering

dua tiang..

1 menara

Sleeping Beauty...

red face

Penyesalan untuk Esok Hari...

aku menangis dalam keterpurukanku
kebencianku akan diriku sendiri
menegaskan sosok samar
yang tak pernah ingin ku menjadi
tak cukup tangis ini menebusnya
membayar lukanya yang kembali terkuak
air mata bercampur basahi tubuh ini
kuharap membawa pergi
membawa pergi kejahatanku membawa pergi sisik itu
sosok yang paling ku benci
kuharap...
batas tanah baru kini terlihat
entah ku mampu menghijaukannya
mewarnai dengan berbagai harum bunga
aku akan mengindahkannya
membuatnya kembali...
kembali menjadi bidadari kecil penghuni surga
meski entah surga yang mana
yang akan dihiasinya dengan laguya...

akulah penjaga taman bungan ini
tangan yang akan menghajar
kaki yang akan menginjak
sayap yang akan melindungi
setiap langkah yang dia buat
setiap senyum yang merekah
aku tak mau... aku tak mau...
melihat sayapnya patah kembali
meski dulu aku yang mematahkannya...
hingga sayapnya kan tetap terbang
lagunya kan tetap mengalun
menemani,
mewarnai,
menghiasi,
menjadi bidadari kecil dunia...


17-10-08
10.39
"setelah ku menyesali diriku dan berharap melindungi dirinya..."

Rabu, 08 Oktober 2008

Pembelaan Diri

meniti jejak yang serasa pernah dilalui
memperhatikan langkah akankah kembali
mematahkan sayap terkambang
menjadikan rasa sakit dasar berpijak

apa yang kulalui dalam jejakku?
apa yang kulepas dalam jejakku?
apa yang ketumukan dalam jejakku?
hingga aku berdiri di ujung pelangi...

saat tanya sentuh hati yang terbuang
mengganti sajak dalam genggam dan dilepas
menambah asa kan menjadi karya yang sejati
dalam langkah berpeluh diriku...








kuharap ini yang terbaik...

Kamis, 28 Agustus 2008

untuk mengerti arti sebuah kerinduan
kita harus mengerti dahulu arti perpisahan


Thank's...
I'm glad u hold me to go again...

pelukan hangat kerinduan

harus merasakan lengan tak dapat menggapai
terhalang bentangan alam

mencari sosok temani langkah
meski tak kunjung temukan

hanya suara yang dapat terdengar
kadang hening sayap itu berlalu

asap hitam menerpa berlaku
tinggalkan tanda saat bertemu

mengulurkan tangan
menahan langkah kembali pergi

semua telah usai
saat kurasa pelukan hangat kerinduan

menghadapi masa lalu, kini, da esok lusa...

bulan ditemani satu bintang
ketika wanita mendobrak pintu istana
Menghunus pedang mengangkat menantang
Mengoyak kesempurnaan rajutan malaikat
gemuruh peperangan menyambar tubuh
berhembus kencang menggoyahkan

membangkitkan amarah
lelaki berbaju jirah
kembali menapaki kisah berlalu
diantara langit dan bumi berpegangan
terhentikan langkah wanita penghunus pedang
menawarkan langit berhias purnama
dan berjuta bintang nan semu

hening kini malam berlanjut
menanti pertarungan esok pagi
saat mentari datang mengganti
entah kan terjadi atau terhenti
tetaplah terjaga hati
menghadapi jejak yang telah kau lewati



Ketika jejak menyapa langkah...

Rabu, 20 Agustus 2008

satu !!!

satu lagi bunga yang mekar
dalam pelataran istana pujangga miskin

satu tetes air hujan yang menyegarkan

satu pelangi dilangit biru

satu berkas mentari yang menghangatkan

dan cukup satu bintang yang menemani

satu,

satu,

satu,
satu lagi yang luar biasa dari-Nya

diantara...

mengepal dan gemetar
menanti merpati putih pembawa kabar
galau ketika kau serasa mulai kehilangannya
kehilangannya...
kehilangannya...
semakin kehilangannya...
benarkah???

Selasa, 12 Agustus 2008

apakah 'kan berakhir luka? Kembali...

Memberi dunia, langit dan surga
Menjadi pangeran berkuda
Yang membangunkan putri tidur
Menyadarkan 'tuk melihat

Berawal dari tulus hati
Menbawa persembahan terbaik
Sebagai pedoman bagi seseorang
Menanti pelangi terbentuk kembali

Namun tak pernah pergi galau
Ketika merajut sampai saat ini
Pedang bermata dua yang juga menikam
Melukai dalam menusuk sumsum

Juga meneteskan darah
Dari semua yang harum yang kubawa
Kukuh mengepal menggenggam
Apakah 'kan berakhir luka?
Kembali...

Minggu, 10 Agustus 2008

just another ordinary day...

Pertanyaan itu bagai serangan udara
Yang selalu menyerang
Melumpuhkan satu sisi dalam hati
Ketika lonceng gereja tua semakin mendorongku ke atas
Memecut tak peduli lelah dan dahaga
Bagaimana pun kaki harus tetap melangkah
Iya... Menjadi cemara yang menjulang
Tak peduli sekuat apa anginkan berhembus
Melalui detak waktu yang sesaat
Mengulang segala moment
Memberi sayap tak terbang
Menapaki cakrawala
Jejak kaki ini kan hilang
Dalam deru ombak
Semilir kan pudarkan bau tersisa
Tak ada yang istimewa...

Kamis, 07 Agustus 2008

meredakan hati

Hingar penyanyi jalanan
Lengkapi tawa renyah menenangkan hati
Lengkung senyum bulan saat itu
Redakan hasrat pamrih segala rsa

Menelusuri aroma tubuh
Dalam dekapan erat sang angin malam
Semakin erat hingga tak kuasa bernapas
Menyambung hidup dalam cerita

Menempa tuk tetap lurus
Dengan liku-liku senandung
Terteguhkan denting dawai jiwa
Melepaskan tangan untuk menggapai

Sabtu, 02 Agustus 2008

Bidadari di atas pelangi

jejak kaki mulai menapak
saat berjalan meski menanjak
melalui 7 warna kehidupan
menuju langit tak berawan

senandung kecil ketika melangkah
iringi embun beranjak sirna
memperpanjang kisah terpijak
menamabah indah bias pelangi

Jumat, 25 Juli 2008

nelayan



sebuah ekpresi yang kuharap dapat kulakukan...
BERTUMBUH !!!

menjadi nyata

terpancar cahaya dalam gelap
memberi asa pada manusia
yang termangu melihat lambaian tangan kesakitan
bersama hati berbalut perban dalam bingkai jati nan indah

langkah kecil mengawali titik balik
teriakan asa hancurkan galau
menghitamkan hati
memadamkan api
merengkuh dalam kegelapan
terima kasih tangan tetap menggapai

batu tempat ku berpijak hingga saat ku berjalan
berlari,
melompat,
dan terbang dengan sayap bercahaya asa

ajarku tetap terjaga
menatap sinar mentari senja
agar dapat kuberpijak
saat lelah mulai menyapa
sampai ku dapat melihat bidadari kecil membalut luka

kebahagiaan ketika asa menjadi nyata

AKU TIDAK AKAN PERNAH SETUJU...

aku tak setuju ketika mereka berkata aku tak boleh menangis
aku tak setuju ketika mereka berkata "kau harus di atas!!!"
aku tak setuju ketika mereka berkata "kau tak boleh tertindas..."
aku tak setuju ketika mereka berkata "kau harus lupakan..."
aku tudak setuju...

ini bukanlah tentang aku yang terlihat cengeng ketika menangis
aku takkan menangis untuk sesuatu yang tak harus ku tangisi
aku menangis untuk seorang yang kusayangi
seorang yang ku tahu dia berharga dalam hidupku

ini bukan hal engkau menjadi pemimpin
mengendalikan jalan kehidupannya
bagaimana engkau bisa berjalan bersama
menuntunnya hingga akhir perjalanan kalian berdua

bukan ketika kau berletih menuruti kehendaknya kau tertindas
ketika semua berkata " kau terlalu berlebihan kawan..."
adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan membahagiakannya
menikmati waktu bersama yang tak akan kalian tahu kapan akan berakhir...

bukan juga kau menghilangkan sesuatu yang menyakitkan dalam hidupmu
tak mau lagi ada dirinya,,, merobek sepenggal cerita dalam buku sejarah hidupmu
ini bukanlah mengenai mengenang segala yang indah yang pernah terjadi
tapi juga memahami hal yang menyakitkan dalam hidup
adalah suatu recana-Nya yang mendewasakan

aku akan tetap mendengar mereka berkata...
namun aku tidak akan setuju
AKU TIDAK AKAN PERNAH SETUJU...
mentari mengecup awan sangat hangat

tapi bumi lelah dalam gelap, tanpa kehangatan

langit redup dalam kekosongan asa

untuk melihat bumi dan merasa hangatnya kecupan mentari

kini awan jauh menanti

memilih mengecup langit agar bumi tak lagi dalam gelap

tapi langit tahu

ia tak pernah bisa memberi arti pada mentari seistimewa yang awan beri



putaran waktu menjadi alas pijakan

menjalani garis kehidupan

bukan memberi atau menerima

yang menjadi kesan dihati



langit adalah langit

awan adalah awan

segalanya telah ditetapkan

dalam lingkar gerak mentari



biar mentari bersinar kembali

menerangi langit

membirukan...

tanpa harus khawatir awan kan kelabu



hhmm...

perpaduan dari 2 yang berbeda...

dapatkah kau melihatnya???



11/07/08

akhirnya...

akhirnya kudapati cinta melukai
menabur garam di atas luka hati

Tuhan telah mengizinkan ku menikmati indah cinta
menganugrahkan dirimu dalam hidupku
hingga ku berani membantah seluruh telunjuk cermin dunia

lelah ku berlari tak terasa lagi
dalam senyum hangat pelepas dahaga
harga tak kurasa berharga
saat kau datang bukakan mata

kini langkah harus terhenti
melihat dirimu menjauh pergi
jejak kaki yang masih terlihat
kan tetap menjadi cerita hangat dalam badai kehidupanku

pelataranku tak lagi terawat
sudah tak berpenghuni
sepi datang menyapa lagi
lengkapi hidupku lalui hari

sayatan ini terasa perih
kemudian kau basuh cuka membasahi
menggigil menahan pedih
gertakan gigi yang tetap harus kunikmati

tawanya, tangisnya, pujinya, hinanya tak akan ada lagi
akhirnya kudapati cinta menyakiti


untuk teman yang katanya merasa tersakiti...
entah dia sadar atau tidak bahwa dia juga pernah menyakiti...

mengalahkan badai...

mendapatkanmu berdiri ditengah badai
melangkahkan kaki menjalani hidup
mengecup manis madu terbaik
terperosok dalam lumpur kehidupan

haruskah kulihat kau kibarkan bendera putih
lelah menanti uluran tangan
tak adakah yang dapat mengerti
ketika dri penuh harap dan ingin

akulah yang ada disini
mengulurkan tangan dan mengerti
mencerahkan harap yang mulai meredup
menghidupkan ingin yang sekarat

biarlah diri ini mendapatkanmu berdiri
menamparmu tuk tegak kembali
menyembuhkan hati yang remuk redam
mengisi sejarah berbagai cerita

ku telah merasakan balutan kasih bidadari kecil
dan biarlah ku obati ketika sayapnya patah...

untuk dirinya yang merapuh...

Selasa, 22 Juli 2008

Pasrah

Menanti mentari bersinar lagi
Entah kan benderang atau terselimuti awan kelabu
Tetap berjalan hadapi
Menuju lambaian menyakitkan

meski harus kurasakan kembali
Langit tanpa mentari
Dan bintang tak terlihat
Akankah angin yang selalu berubah kan dapat ku pegang
Menjadi layar perahu dijadikan
Dalam kendali sang nahkoda

Mulia yang diharapkan
Teraihkah dalam nyata
Memberikan hati yang terbalut perban
Dikemas dengan pita nan indah
Dan secarik kertas bertuliskan
"ku turut bahagia..."